Rangers 2010

Yuk isi kegiatan puasa kali ini dengan kebaikan, daripada bengong ntar mikirin yang nggak-nggak lagi

Ta'aruf Junior Rohis Angkatan 2010/2011

Alhamdulillah, ada peningkatan, semoga peningkatannya bukan soal kuantitas, tetapi juga kualitas, amin

Minggu, 06 Desember 2009

Muhasabah, Beruntung atau Merugi??

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."(QS 59:18)

Sebelumnya mohon maaf atas keterlambatan posting karena ada urusan administrasi (???)

Sudahkah kita menyiapkan untuk hari esok?? Hal itu menjadi pertanyaan yang jawabannya nggak konsisten. Kalo kita bilang sudah ada, mestinya ada bukti tanda dari persiapan yang kita lakukan. Jika tidak, maka bercabang dualah arahnya, yaitu tetap begitu saja atau menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Akhirnya dari pertanyaan tersebut didapat dua arah, yaitu menjadi lebih baik atau lebih buruk dari sebelumnya. Jika lebih baik maka kita termasuk orang yang beruntung, jika tidak maka kita menjadi orang yang merugi.

Orang beruntung itu nggak dilihat dari harta, tetapi amalannya. Harta hanya sarana untuk mendapatkan keberuntungan. Terbukti, orang yang tajir alias kaya akan merasa kurang kalo nggak seimbang dengan spiritualnya. Orang pelit akan selalu takut dengan hartanya karena ia diperbudak oleh hartanya, orang dermawan akan kebingungan kemana ia memberi sebagian hartanya untuk orang yang membutuhkan. Itu kalau orang dermawan tersebut jarang shalat, tapi kalo rajin shalat dan ke masjid, dia akan semakin lancar sedekahnya.

"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung." (QS 59: 19-20)

Ayat diatas memberitahukan bahwa orang akan terbagi dua jalannya di hari esok, yaitu jalan kebaikan atau jalan keburukan. Dan bagi orang yang beruntung itulah yang berbeda dengan orang yang merugi tersebut. Orang yang beruntung itu pada dasarnya adalah orang yang diridhai Allah segala perbuatan dan amalannya, dan ia tidak membanggakan diri dalam melakukan ibadah tersebut. Semuanya itu diniatkan karena Allah.

Lain halnya dengan orang yang tak maju-maju, mereka hanya sudah merasa pas dengan apa yang mereka miliki dan tak perlu untuk melakukan perubahan untuk maju. Mereka hanya berfikir untuk kehidupan dunia saja, tidak memikirkan untuk kehidupan akhirat.

"Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.
Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi." (QS 16:107-109)

Mereka yang telah dikunci hatinya untuk kehidupan dunia saja, mendapat azab dari Allah. Itulah golongan mereka yang merugi. Kalaupun mereka beramal, amalannya hanya seadanya saja. Hadits Rasulullah

"Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan merugi." (HR. An-Nasaa'i dan Tirmidzi)

Jadi, yang mana yang akan kita pilih, kebaikan atau keburukan, hal itu tergantung pada diri kita sendiri dan bagaimana cara kita melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tak dapat dirasakan secara cepat. Perlahan tapi pasti kita akan merasakannya.

Rabu, 02 Desember 2009

Qurban, Bukti Pengabdian Kepada Allah

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." " (QS Ash Shaaffaat: 102)

Kutipan ayat diatas menyebutkan bahwa bakti seorang hamba kepada Allah akan apa yang diperintahnya harus dikerjakan. Dan dari apa yang kita baktikan itu akan mendapat hasil yang sesuai dengan apa yang kita kerjakan. Sebagaimana kisah penyembelihan Nabi Ismail alaihissalam oleh Nabi Ibrahim alaihissalam diatas, Allah menyuruh Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail lewat perantaraan mimpi. Kemudian Nabi Ibrahim menyampaikannya kepada Nabi Ismail, dan ia (Nabi Ismail) pun menjawab bahwa apa yang diperintah Allah hendaklah dikerjakan.

Akhirnya Allah memberi balasan yang sesuai dengan pengorbanan yang dilakukan oleh sang anak tersebut dalam lanjutan ayat diatas.

"103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
109. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim."
110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. "
(QS Ash Shaaffaat: 103-110)

Dari ayat diatas menunjukkan bahwa setiap apa yang dikerjakan atas nama Allah pasti akan mendapat balasan yang sesuai dari Allah juga. Begitu pula halnya dengan qurban yang kita laksanakan. Qurban yang kita laksanakan ini merupakan perintah Allah bagi kita yang telah diberi Allah nikmat, baik itu nikmat lahiriah maupun bathiniah. Adapun perintah qurban kepada kita adalah pada surat Al Kautsar ayat 1-3.

"1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. 2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. 3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus."

Jelas bahwa pada ayat kedua Allah memerintahkan kepada kita tentang pelaksanaan qurban. Sebagaimana halnya zakat fitrah di bulan Ramadhan merupakan salah satu perintah Allah atas karunia rezeki yang kita terima. Dan sasaran dari qurban itu adalah penyetaraan kesejahteraan atas apa yang kita rasakan selama ini. Dan sudah tentu sasarannya adalah kaum yang kurang beruntung karena himpitan ekonomi.

Hal itulah yang menjadi dasar bagi SMAN 8 Pekanbaru untuk mengadakan qurban. Karena nikmat yang diberikan itulah setiap Muslim wajib membalasnya dengan mengabdi kepada Allah.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites